
Berani Berbeda Demi Taat
Ingin dilihat, ingin dipuji, ingin disukai, begitulah yang biasa terjadi di kalangan remaja,terutama perempuan. Tak sedikit dari mereka yang berusaha memamerkan apapun yang mereka miliki hanya agar orang lain menyanjung dirinya. Namun sikap berbeda ditunjukkan oleh salah satu Mahasiswi STAI Daarut Tauhiid yang malah memilih untuk bercadar di umurnya yang masih terbilang muda.
Rahmawati adalah mahasiswi STAI Daarut Tauhiid. Rahma memutuskan untuk menggunakan cadar saat ia lulus SMK. Saat masih bersekolah ia memang sudah ada niat untuk menggunakan cadar, namun dia merasa yakin setelah lulus sekolah. Saat lulus, ia masih melepas-pasang cadarnya, dan mengganti cadar dengan menggunakan masker. Awalnya Rahmawati tidak diperbolehkan oleh orang tuanya untuk menggunakan cadar. Karena itulah, saat berangkat kajian dia memakai masker dan saat sampai di tempat kajian ia mengganti dengan cadar. Begitupun saat pulang, ia mengganti cadar dengan masker. Lambat laun orang tua Rahmawati memperbolehkannya karena melihat tekad Rahmawati yang cukup kuat.
“Memutuskan untuk berniqob itu awalnya memang dari motivasi diri sendiri, dengan tujuan jika nanti aku berniqob aku bisa lebih menjaga diri dari sikap perbuatan, tingkah laku, pandangan yang berhubungan dengan lawan jenis,” ucap Rahmawati, “Kemudian ketika aku berniqob aku akan lebih berhati-hati jika melakukan kesalahan. Pada intinya aku harus lebih menjaga diri dan juga tentu ingin menggapai ridho Allah SWT.”
Banyak remaja yang bahkan tidak terpikirkan untuk melakukan hal yang Rahmawati pikirkan. Remaja cendurung memikirkan apa saja membuatnya senang serta memamerkan apa yang tak seharusnya mereka tunjukkan. Jarang dari mereka yang tahu hingga sejauh ini, bahkan menurut sebagian orang cadar adalah hal yang berlebihan dalam beragama. Ada juga yang berpendapat bahwa jilbab itu tidak penting, yang penting hatinya baik dan tulus. Padahal perintah menutup aurat adalah perintah dari Allah SWT. Bagaimana bisa manusia menentang dengan statement yang salah?
“Mengenai cobaan, pasti banyak ya, banyak juga tantanganya, mulai dari omongan orang terkait cadar, tapi untuk melepas niqob ini sih gak terpikirkan sama sekali, karena sayang banget aku sudah sejauh ini berjuang. Dan aku bersyukur karena masih banyak di luar sana yang tidak seberuntung aku, bisa dipermudah untuk berniqob dan mendapatkan lingkungan yang mendukung aku,” ujar Rahmawati.
Dari dulu hingga sekarang memang tak banyak yang dapat menerima cadar sebagai pakaian sehari-hari. Berbagai opini dan olokan terus dilontarkan kepada mereka yang bercadar. Maka, hebatlah mereka yang bisa istiqomah dalam cadarnya, istiqomah dalam menutup auratnya. Mengapa demikian? Karena bukan hanya omongan orang yang bisa membikin goyah, dengan kita melihat kehidupan orang lain saja yang tak perlu repot-repot menutup dirinya dengan kain, terkadang hati masih saja mudah goyah. Rahmawati pun pernah merasa khawatir, dengan berniqob apakah dia akan mendapatkan pekerjaan atau tidak, karena tak semua perusahaan dapat menerima orang yang berniqob. Namun rasa ragu itu telah berubah, kini ia yakin bahwa rezeki datangnya dari Allah, dan menurutnya apapun yang terjadi Allah akan selalu bersamanya.
“Terkadang, aku juga ingin seperti mereka yang suka mengumbar foto dan kecantikannya, tapi terkadang juga aku memikirkan kembali apakah hal seperti itu memberi manfaat pada diriku sendiri ataukah malah sebaliknya? Karena itulah aku justru ingin lebih menutupnya, karna fitrah seorang akhwat adalah fitnah. Khawatir bila aku mengupload foto malah menjadi dosa jariyah, apalagi setelah aku meninggal nanti, karena hakikatnya kecantikan seorang akhwat itu hanya untuk suaminya kelak. Aku ingin memberikan kecantikan aku hanya untuk suami aku dan bukan untuk konsumsi orang lain, insyaAllah,” ujar Rahmawati.
Sebaik-baiknya perhiasan adalah perempuan sholehah. Namun, sayangnya menjadi perempuan yang sholehah dan benar-benar menjaga diri bukanlah hal yang mudah. Sungguh masyaAllah mereka yang mampu beristiqomah dalam taatnya karena kecintaannya kepada Tuhannya. Bukan karena paksaan, melainkan justru karena hati tulus yang mengharapkan ridho Allah semata. Begitu indah syurga, maka tak sembarang orang mudah masuk ke dalamnya. Mereka yang benar-benar menjalani hidup dengan mencari ridho Allah, bahkan memperhatikan hal-hal kecil, dosa-dosa kecil, karna khawatir Allah tidak meridhoinya, yang bisa memasukinya, dia yang menjalani hidup sesuai syariat dan apa yang Allah perintahkan. Semoga kita semua termasuk ke dalam hamba yang Allah ridhoi.