Hari ketika Tak Ada Naungan kecuali Naungan-Nya

Hari ketika Tak Ada Naungan kecuali Naungan-Nya

FEATURE oleh GHUFRAN al KHAIER R, Mahasiswa Prodi KPI STAI Daarut Tauhiid Bandung

Malam itu terdengar suara yang begitu indah mengisi keheningan malam dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Syarif, yang usianya baru 13 tahun, mengisi waktu malamnya dengan membaca dan menghafalkan Al-Qur’an. Kesehariannya Syarif bersekolah di sebuah sekolah al-Qur’an yang menjadikan masjid sebagai tempat belajar karena masjid merupakan pusat peradaban Islam. Agar masjid menjadi pusat peradaban Islami, maka masjid harus dijadikan sebagai pusat belajar-mengajar, sebagaimana ulama terdahulu mempelajari agama ini.

Syarif merupakan salah satu siswa yang kesehariannya selalu berada di masjid. Di saat pagi hari, dia bersekolah di dalam masjid. Malamnya pun ia tidur atau beristirahat di masjid. Tentu saja Syarif tidak menjadikan masjid sebagai tempat ia tidur saja. Setiap shalat lima waktu tiba, Syariflah yang selalu mengumandangkan adzan. Di saat pagi hari atau sore hari, ketika masjid sepi, dialah yang selalu membersihkan masjid dengan cara menyapu dan mengepel lantainya.

Bila ditanya mengapa Syarif sangat terikat hatinya kepada masjid, maka jawabannya terletak pada hadits Nabi b:erikut ini:

Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah Saw, sesungguhnya beliau bersada : ” Ada tujuh golongan yang akan  dinaungi Allah di bawah naungan-Nya pada hari yang tiada naungan lain selain naungan-Nya, yaitu : (1). Pemimpin yang adil dan jujur, (2). Seorang lelaki betemu seorang perempuan cantik dan berpangkat lalu perempuan itu menawarkan dirinya kepada laki-laki tersebut dan laki-laki tersebut  mengatakan : “Sesungguhya aku takut kepada Allah rabbul alamin”, (3). Seseorang yang hatinya tertambat di masjid-masjid,

(4). Seseorang yang mempelajari al-Qur’an sejak muda dan terus dibacanya sampai tua, (5). Seseorang  yang merahasiakan sedekahnya sehingga apa yang diberikan oleh tangan kanannya tidak diketahui oleh tangan kirinya, (6). Seseorang yang ingat kepada Alah (dzikrullah) di tengah-tengah orang banyak sambil melelehkan air matanya karena takut kepada Allah, (7). Seseorang bertemu orang lain lalu dia mengatakan : Aku mencintaimu karena Allah, yang disambut oleh temannya itu : Akupun mencitaimu karena Allah”. (HR Baihaqi, dalam Syu’abul Iman).

Hadits di atas yang menjadikan seorang remaja bernama Syarif selalu bersemangat untuk memakmurkan masjid. Syarif termotivasi untuk mendapatkan salah satu keutamaan dari tujuh golongan tersebut.

Masa muda merupakan masa sempurnanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Ini merupakan nikmat besar dari Allah Subhaanahu wata’ala yang seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya untuk amal kebaikan guna meraih ridha Allah Subhaanahu wata’ala . Dan sebagimana nikmat-nikmat besar lainnya dalam diri manusia, nikmat inipun nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhaanahu wata’ala . Allah Subhaanahu wata’ala  berfirman,

{أَلا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ. لِيَوْمٍ عَظِيمٍ. يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ}

Tidakkah mereka itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar (dahsyat), (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam (Allah Ta’ala)” (QS al-Muthaffifiin: 4-6).

Sementara itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang empat (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana dia mengamalkan ilmunya.”

Akan tetapi, bersamaan dengan itu, masa muda adalah masa yang penuh dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwanya. Keadaan ini sering menyebabkan pemuda mengalami keguncangan dalam hidup dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari berbagai masalah tersebut. >> [Foto: dian basuki]