
Senang Belajar di Maghrib Mengaji
Dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan, anak-anak bercanda, berlarian ke sana ke mari. Betapa indah masa kecil mereka. Mereka belum tahu tentang apa-apa, tentang peliknya dunia; yang mereka tahu hanyalah bermain dan belajar setiap hari. Ya, memang begitulah dunia anak-anak.
Setelah adzan Maghrib berkumandang jama’ah merapatkan shafnya untuk sholat, tidak jarang kita akan melihat beberapa anak kecil yang ikut pula berjamaah. Setelah itu, mereka berkumpul di lantai dasar masjid untuk mengikuti kegiatan rutin, yakni program Maghrib Mengaji di Masjid Daarut Tauhiid. Di antara mereka ada yang berangkat sendiri, berangkat bersama-sama, dan tidak sedikit pula yang diantar langsung oleh orang tuanya.
Belajar mengaji yang selalu diidentikkan dengan pengajaran yang sulit dimengerti dan membosankan untuk anak-anak nyatanya tidak berlaku bagi program yang digagas pada awal bulan Januari 2022 oleh para akhwat Program Pesantren Mahasiswa Kaderisasi (PPM) ini. Kegiatan ini mendapat dukungan yang baik dari pihak DKM Masjid Daarut Tauhiid, yang menyediakan tempat belajar mengajar bagi anak-anak yang tinggal di lingkungan sekitar masjid.
Maghrib Mengaji rutin dilaksanakan dari hari Senin hingga Jumat, dimulai sejak ba’da Maghrib hingga selesai adzan Isya. Dalam rentang waktu itu kegiatan Maghrib Mengaji biasanya dimulai dengan persiapan doa dengan sikap yang rapi dan dipimpin oleh salah seorang panitia, kemudian dilanjutkan dengan membaca sholawat bersama. Sebelum kegiatan belajar dimulai, dilakukan tes lebih dulu untuk mengetahui apakah perhatian anak-anak sudah fokus untuk belajar. Mereka diajak bertepuk tangan dalam beberapa variasi untuk memantik semangat anak-anak dalam belajar Al Qur’an. Seluruh kegiatan dibuat semenarik mungkin agar anak-anak tidak cepat bosan dan selalu merasa terhibur. “Hani seneng mengaji di sini karena seru dan asik,” ujar Hani, salah satu murid Maghrib Mengaji.
Kaila, salah satu murid program Maghrib Mengaji, juga mengaku senang belajar di sini. “Ngaji di sini semangat karena banyak temen dan mendapat ilmu juga,” ujarnya. Lain halnya dengan tanggapan Rasyid, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang masih duduk di bangku TK~~.~~ Ketika ditanya senang gak mengaji di sini, ia menjawab, “Ya, biasa aja sih.” Wajah polos dan seulas senyum di bibirnya membuat orang di sekitarnya tertawa.
Setelah itu mereka akan memurojaah sebentar materi yang dipelajari kemarin, kemudian mereka akan berbaris mengantari untuk membaca Iqro, juz Amma, atau Al Qur’an. Selanjutnya mereka akan menulis ulang apa yang ditulis di papan depan, biasanya berupa mufrodat-mufrodat dasar, dan menulis huruf-huruf Hijaiyah sesuai dengan kelas dan kemampuan mereka.
Program Maghrib Mengaji untuk anak-anak biasanya didominasi oleh anak-anak dari jenjang pendidikan usia dini hingga sekolah dasar. Pendidikan pada rentang usia tersebut sangat penting karena menentukan tahap perkembangan anak selanjutnya.
Masa-masa emas tersebut harus dimanfaatkan dengan baik oleh orang tua. Anak merupakan amanah terbesar bagi orang tuanya. karena, baik buruknya akhlak anak tergantung kepada didikan orangtuanya. Ketika anak dididik dengan dasar dan pilar yang berlandaskan agama, maka dapat dipastikan mereka dapat menjadi tabungan untuk orangtuanya kelak. Rasulullah Saw pernah bersabda bahwa ketika seseorang meninggal, maka akan terputus semua amalnya kecuali tiga perkara dan salah satunya ialah doa anak yang sholeh. “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh.” (HR Muslim).
Dari hal ini kita dapat belajar tentang begitu pentingnya peranan orang tua dalam menumbuhkembangkan anak. Begitu pula dengan pola asuh dan pola didik bagi anak-anaknya. Orangtua harus terus belajar perihal keayahbundaan (parenting) karena tugas mendidik anak berlangsung seumur hidup. >>